Dari sebuah akun Twitter @GueFarmasisMuda yang sekarang sedang mneyusun buku GFM,
untuk sekedar menambah pengalaman, aku bantu partisipasi ngirim naskah untuk pembuatan buku itu.
Ya kali aja gitu, masuk gak masuk yang penting nulis itu emang asik.
Sedikit cuplikan naskah yang aku kirim :
Aku, paradigma, dan Farmasi.
Mungkin
sekedar ilmu yang mempelajari obat-obatan, ilmu yang membosankan, ilmu yang
berputar pada poros, jenuh, berkutat dengan segala hal detail rinci yang
memusingkan, yang kadang bahkan kita harus memperhitungkan segalanya yang
sebenarnya tidak nyata terlihat. Identik dengan palajaran yang rumit, buku yang
tebal, namun prospek kerja hanya sebagai ‘tukang jual obat’. Itukah farmasi?
Memperhitungkan
segalanya dengan detil, memperhitungkan resiko kesalahan yang membahayakan, lantas
meminimalisir kesalahan tersebut demi kebaikan dan keamanan orang lain. Rela
memutar otak untuk memecahkan dan mencari solusi untuk setiap perkembangan
penyakit. Peduli apa? Itukah farmasi?
Pertanyaan
itu yang nanti akan terjawab, peduli apa?
________
Juga menguak beberapa fakta menarik tentang
farmasi yang sebenarnya ada dalam sekitar kehidupan keseharian kita. Mungkin sepele melihatnya, terlihat dan
terkesan biasa, namun ternyata pada keseharian itulah mengandung sejuta ilmu
yang baru nampak bila kita mempelajari ilmu farmasi lebih dalam. Apa saja
fenomena yang menjadi contoh akan ilmu farmasi yang ternyata sangat luar biasa?
________
Akhir kata, sebagai
mahasiswa baru Fakultas Farmasi, ingin saya mengutarakan. Bahwa betapa selama
ini paradigma saya (sebelum lebih jauh mengenal tentang dunia farmasi) dan
mayoritas masyarakat lainnya adalah sangat dangkal untuk menilai bahwa farmasis
adalah sekedar farmasis.
Farmasis
atau profesi apoteker adalah sebuah profesi yang nyatanya dapat dijadikan
ladang amal bagi kita yang mengerti dan memahami. Sehingga suatu saat nanti,
peran farmasis akan dibutuhkan secara nyata oleh masyarakat, seperti layaknya
dokter.
Maka
mulai saat ini, seharusnya pengenalan mengenai keprofesian farmasi dan perannya
dalam bidang kesehatan harus diperjelas dan detil, serta dilakukan sejak dini
(masa-masa SMA). Agar pada perkembangannya farmasi akan menjadi pilihan
pertama, bukan lagi menjadi serep
atau “buangan” dari fakultas lain. I’m
Proud to be An Indonesian Pharmacist.
________
Itu sekedar potongan potongan per bab nya, haha semoga emang bakal dimuat :))
Semangat mengubah paradigma kaum muda, terhadap farmasis dan profesi apoteker.
(ndy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar