Ini toh.
Hem, jangan terlalu kepo.
Jangan berharap lebih dari yang seharusnya.
Jangan memiliki angan mustahil.
Fokus. Yang bisa kita raih, itu yang kamu seharusnya usahakan.
Intinya: Jangan kepo keterlaluan, sakit hati jadinya.
Ckck menyesal. Maafkan hamba Ya Allah.
Semoga disiapkan yang lebih baik.
Aamiin ya Mujib.
---ditengah revisi grand design kastrat dan mencari kajian pustaka LKTA, malah stalk blog orang---
Begini lah jadinya :(
Bisa ya Nadiya galau wkwkwk-__- cool :)
Minggu, 09 Februari 2014
Dari Daerah Membangun Indonesia
Pernah terpikir bahwa sesungguhnya Indonesia terdiri dari banyak wilayah? Partisi daerah?
Maka mustahil untuk membangun Indonesia secara utuh jika yang bergerak hanya pusat. Jakarta.
Jika seluruh pusat pergerakan hanya ada di pusat.
Jika seluruh pemuda-pemudinya memiliki orientasi untuk duduk di kursi legislatif pusat, DPR, MPR. Ataupun panggung eksekutif pusat.
Maka dari itu, saya mau mencoba berbagi ilmu; "Dari Daerah Membangun Indonesia"
Sebuah forum diskusi yang diselenggarakan oleh BSLF (Bandung Strategic Leadership Forum)
Bandung? kenapa harus Bandung?
Karena disini saya berpijak :)
Dengan mengundang Walikota Bandung, Kang Emil (Ridwan Kamil), Walikota Bogor terpilih Kang Bima (Bima Arya), dan wakil Walikota Sukabumi kang Fahmi (Achmad Fahmi).
*sebenernya sangat berharap, Pak Nurmahmudi juga turut untuk diundang diskusi, tapi sayangnya ini forum anak muda, maka maaf sekali Bapak, sepertinya Bapak kurang muda untuk diskusi di forum ini-__-
Politik itu?
Politik itu busuk, politik itu kotor, politik itu dekstruktif.
Iyakah?
Politik itu ibarat cinta, ketika dia tidak sesuai dengan harapan kita, maka image dan mindset yang terbentuk akan buruk.
Politik adalah sebuah upaya, untuk memperjuangkan nilai.
"Kalau kita tidak menggerakkan politik? maka politik yang akan menggerakkan kita"
---Kang Emil----
"Membangun daerah salah satu cara saya untuk membangun Indonesia, begitu juga dengan Erdogan (mantan walikota Istanbul), Ahmad Dinejad (mantan walikota Teheran)".
"Pemimpin daerah yang memiliki kapasitas NASIONAL", itu yang dibutuhkan untuk membangun negara ini.
Alasan mengapa mau mengambil posisi sebagai walikota?
"Walaupun tujuan duniawi saya sudah tercapai, tapi angan untuk memperbaiki bangsa ini, itu yang harus diperjuangkan"
---Kang Bima---
"Hidup harus punya arti, jangan pernah sudi diperbudak materi"
Mau menjadi politisi atau akademisi?
"Kalau jadi politisi deluan, akan susah untuk menjadi akademisi di kemudian harinya. Oleh karena itu saya memilih untuk menjadi akademisi terlebih dahulu sebelum menjadi politisi"
"Cukup fase saya berjuang dengan lisan, saatnya bergerak dengan tangan. Cukup fase saya menjadi pengamat, saatnya bergerak praktis"
"Daerah dengan daerah lainnya adalah medan berlomba-lomba dalam kebaikan, fastabiqul khairot, kenapa tidak?"
Komentar Kang Bima untuk Kang Emil?
"Silahkan Bandung berfikir kreatif dan solutif, cari insipirasi, dan Bogor akan mengimplementasi ide tersebut"
Haha-___-
---Kang Fahmi---
Kenapa jadi Wakil walikota?
"Itu semua takdir, tak ada perubahan yang bisa dilakukan selain di panggung kekuasaan eksekutif. Karena eksekutor itu ya EKSEKUTIF"
"Bukan berarti kalian semua harus bergerak di eksekutif, hanya salah satu cara. Yang terpenting adalah bagaimana bisa bergerak di eksekutif dengan basis keahlian, dan bersama-sama memiliki keinginan untuk merubah dan menjadi bagian dari perubahan".
__________
Beberapa quotes menarik dari ketiga tokoh tersebut:
Kang Emil:
Ada Keikhlasan istri, ada kekuatan doa Ibu.
Seperti teori sepeda; maka harus tetap berjalan, berhenti kita jatuh, mundur kita tidak bisa.
Khairunnas Anfauhum Linnas, hidup itu untuk berbagi.
Kang Bima:
Networking is everything.
Berbasiskan kompetensi, bermodalkan nurani.
Memihak bukan karena dibayar, memihak karena idealis.
Hidup itu pilihan, mau biasa atau luar biasa. Mau pecundang atau pemenang.
Kang Fahmi:
Jangan jadi sosok yang bangga atas keluargamu, tapi jadilah sosok yang membanggakan bagi keluargamu.
Langganan:
Postingan (Atom)